Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?
Firefox 2

Quest Book

Waktu saat ini menunjukkan :

 

Kamu adalah pengunjung ke

Customize your blog

HADIAH CINTA

Written By generated on Tuesday 6 February 2007 | 20:07

"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh
kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut
yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya.
Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah
sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga!

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang
anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan
buruk. Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan
wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh
dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak berkata, "Seorang
anak laki-laki besar mengejekku. Katanya,aku ini makhluk aneh." Anak lelaki itu
tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Iapun disukai teman-teman
sekolahnya. Ia juga mengembangkan
bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas.
Ibunya mengingatkan, "Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja
lain?" Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.

Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa
mencangkokkan telinga untuknya. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang
telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan
telinganya," kata dokter.

Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan
telinga dan mendonorkannya pada mereka. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan
tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, "Nak, seseorang yang tak ingin
dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera
mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah
rahasia." kata sang ayah.

Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat
musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak
penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja
sebagai seorang diplomat.

Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia
mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku
sama sekali belum membalas kebaikannya. "Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau
takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu."
Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan
perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."

Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga
suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Dihari itu ayah dan
anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal.
Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur
kaku itu, lalu menyibaknya sehingga
tampaklah...bahwa sang ibu tidak memiliki telinga. "Ibumu pernah berkata bahwa
ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah. "Dan tak
seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?"

Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam
hati.
Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada
apa yang tidak dapat terlihat.
Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui,
namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.

0 comments: